Rabu, 06 Juli 2011

Contoh Tesis

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah identik dengan suatu organisasi, dan organisasi tersebut akan berkembang dan mengalami kemajuan sangat ditentukan oleh manejernya. Kompetensi manejer di dalam memainkan peranan manajerialnya akan dapat mewujudkan suatu prestasi dan kalau organisasi tersebut bergerak di bidang bisnis, maka tentunya organisasi tersebut akan memperoleh keuntungan atau benefit yang luar biasa. Demikian pula halnya dengan sekolah, dan sekolah identik pula sebagai sebuah organisasi yang bergerak di dalam membentuk dan menghasilkan SDM. Kemajuan suatu sekolah tidak terlepas dari kompetensi yang dimainkan dan dimiliki oleh kepala sekolah. Semegah apapun dan secanggih apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah kalau tidak dimanage dan ditangani oleh kepala sekolah beserta dengan aparat birokrasi sekolah yang bersangkutan, maka itu akan sia-sia.
Oleh sebab itu, kemajuan dan perkembangan suatu sekolah sangat ditentukan atensi dan kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, sehingga kiprah kepala sekolah di dalam menjalankan visi,misi dan strategi sekolah dapat terwujud. Urgensinya dari persoalannya bahwa kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaharuan, oleh sebab itu kepala sekolah adalah inovator. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Optimisme dan kepercayaan orang tua menyekolahkan putera-puterinya pada sekolah tertentu tidak lain berupa fenomena menggantungkan cita-citanya pada semua komponen persekolahan seperti guru, karyawan dan kepala sekolah. Karena orang tua masih banyak memiliki pandangan bahwa suatu sekolah yang sudah menjadi primadona disebabkan oleh popularitas suatu sekolah yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai, komponen birokrasi dan administrasi sekolah yang terbuka, harmonisasi dan interaksi antar semua komponen persekolah saling mendukung dan terbentuk suasana kondusif, di manapun lokasi sekolah yang bersangkutan akan tetap dicari. Apalagi masih melekat dari para orang tua yang sudah tertanam didirinya, bahwa bila anak pertamanya dididik di sekolah tertentu, maka untuk anak-anak berikutnya tetap menginginkan sekolah yang bersangkutan.
Hal ini tentunya atas pertimbangan yang sudah disebutkan di atas. Siswa dapat belajar dan membelajarkan dirinya hanya karena fasilitasi kepala sekolah, oleh sebab itu seorang kepala sekolah mestilah seorang fasilitator. Sejumlah aturan dan kurikulum yang selanjutnya direalisasikan oleh para pendidik sudah pasti atas koordinasi dan otokrasi dari kepala sekolah.
Singkatnya, kepala sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan. Disamping itu, sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah. Pada level ini, kepala sekolah sering dianggap satu atau identik, bahkan secara begitu saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya. Di sini tampak peranan kepala sekolah bukan hanya seorang akumulator yang mengumpulkan aneka ragam potensi penata usaha, guru, karyawan dan peserta didik; melainkan konseptor managerial yang bertanggungjawab pada kontribusi masing-masingnya demi efektivitas dan efiseiensi kelangsungan pendidikan.
Manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati. Secara operasional kepala sekolah memiliki standar kompetensi untuk menyusun perencanaan strategis, mengelola tenaga kependidikan, mengelola kesiswaan, mengelola fasilitas, mengelola sistem informasi manajemen, mengelola regulasi atau peraturan pendidikan, mengelola mutu pendidikan, mengelola kelembagaan, mengelola kekompakan kerja (teamwork), dan mengambil keputusan.
Agar tercapai tujuan pendidikan seperti yang disebutkan di atas, tentu diperlukan kepala sekolah yang mampu mengatasi dan mengelola berbagai permasalahan serta dapat memberikan peran optimal dalam mengambil langkah operasional untuk menuntaskan berbagai masalah menjadi peluang.
SMP Negeri I Bitung merupakan salah satu sekolah negeri yang berstandar . Dalam survey awal pada tanggal 12 April 2010 terhadap sekolah ini menunjukkan jumlah guru yang ada di SMP Negeri 1 Bitung adalah sebanyak 60 ( enam puluh ) orang, , dimana 8 orang atau 13,3 % berijazah Pascasarjana (S2), 46 orang atau 76,7 % berijazah Strata Satu (S1), 6 orang atau 10 % berijazah diploma (S0) dan dibantu oleh staf tata usaha 10 orang yang melayani 1.023 peserta didik yang tersebar pada 29 rombongan belajar. Dengan demikian rata-rata jumlah peserta didik setiap rombongan belajar adalah 35 orang. Data ketersedian prasarana menunjukkan bahwa jumlah ruang kelas terdapat 29 (dua sembilan) ruang, 1 ruang kantor, 1 ruang guru dan tata usaha, 19 komputer, 5 printer, 4 LCD, 2 TV beserta peralatannya dan 2 WC. Semua prasarana tersebut berdiri di atas lahan seluas 42.415 m².
Berdasarkan data awal yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa indikasi yang telah memenuhi persyaratan seperti yang telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah, namun masih ada juga kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang diharapkan sebagai sekolah. Misalnya, masih kurangnya sosialisasi dari kepala sekolah mengenai rintisan sekolah berstandar internasional (SBI) sehingga masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sekolah tersebut gratis, kurangnya para guru dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan ( diklat ) yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru. Namun dari berbagai kelemahan tersebut di atas, SMP Negeri 1 Bitung mempunyai beberapa keunggulan seperti perolehan nilai UAN di atas standar yang ditentukan, lulusannya langsung diterima di SMA Lokon, untuk kelas Program RSBI diwajibkan berbahasa Inggris untuk tiga mata pelajaran yaitu IPA, Matematika dan Bahasa Inggris, untuk program regular sekitar 40 % mampu berbahasa Inggris serta unggul dalam berbagai kegiatan lomba yang diadakan baik di Kota Bitung maupun di luar kota Bitung.
Dengan demikian menarik sekali untuk diteliti mengenai kompetensi manajerial yang bagaimana yang diterapkan oleh kepala SMP Negeri 1 Bitung dalam melaksanakan program-programnya sehingga dapat mencapai keberhasilan. Atas dasar pemikiran di atas maka peneliti memilih judul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah”( Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Bitung ).

B. Fokus Penelitian
Dari beberapa yang menjadi permasalahan sebagaimana latar belakang di atas, serta mengingat cakupan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 sangat luas maka penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah ( Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Bitung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung ?
2. Faktor-faktor internal apa yang mempengaruhi kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung ?
3. Faktor-faktor eksternal apa yang mempengaruhi kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung ?


D. Tujuan Penelitian
Memperhatikan fokus penelitian dan rumusan masalah tersebut maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung, sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan bagaimana kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor internal apa yang mempengaruhi kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung.
3. Mendeskripsikan faktor-faktor eksternal apa yang mempengaruhi kompetensi manajerial kepala sekolah SMP Negeri 1 Bitung.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretik
a. Dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya khasanah kajian ilmu manajemen pendidikan dalam mengelola manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan kompetensi manajerial kepala sekolah.
b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi upaya pengembangan konsep dan teori yang berhubungan dengan kompetensi manajerial dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja kepala sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi kepala sekolah dan guru agar meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.
b. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan di Kementerian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, dalam menilai dan mengevaluasi kinerja kepala sekolah dari segi karakteristik kompetensi manajerial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar